Rabu, 27 November 2019

Penipuan Berkedok Bantuan Kementrian Sosial RI


Para pelaku:

1. Mengaku sebagai Bapak Cecep Supriatna Staf Dinsos Jabar,
2. Mengaku sebagai Bapak Dr. Dodo Suhendar, Kadin Kemensos Jabar ,
3. Mengaku sebagai Bapak Drs.Margowiyono Sekretaris Dirjen Perlindungan dan Jaminan sosial, yang berkantor di Jln Salemba, dan
4. Disebutkan sebagai bendahara kementrian sosial ( pemegang rekening) dengan nama Jamila Ballo.

Modusnya:

1. Cecep Supriatna sebagai orang yang pertama kali menghubungi calon korban. Korban diberi kabar akan adanya bantuan kepada Panti Asuhan dari Kementrian Sosial. Korban disuruh  segera menghubungi Bapak Dr. Dodo Suhendar sebagai Kadisnya Kemensos Jabar.

2. Korban menghubungi Bapak Dr.Dodo Suhendar dan  Pak Dodo Suhendar memberikan informasi adanya bantuan untuk panti Asuhan.
Korban di suruh menghubungi Bapak Drs. Margowiyono S.Mi .
Berikut ini SMS dari Bapak Dr Dodo Suhendar:
"Kementrian Sosial RI Jl.Salemba Raya No.28 Jakarta Pusat Sekertaris Dirjen Perlindungan Dan Jaminan Sosial A/n Bpk Drs.MARGOWIYONO,M.Si Hp 081297166279."

3. Korban menghubungi Bapak Drs. Margowiyono, M.Si.
Dan sebagai mana informasi sebelumnya, Korban diberi tau adanya bantuan dari Kementerian Sosial. Karena proses pencairan akan segera dilakukan, korban diminta untuk mengirimkan Nomor Rekening.
Setelah itu, korban diminta segera transfer dana Adm/Materai sebesar 1% dari jumlah dana yang akan dicairkan.

4. Setelah korban mentransfer dana ke rekening yang diberikan oleh Bapak Margowiyono, korban konfirmasi dan pada saat ini korban kembali meminta uang sebagai pelicin yang jumlahnya terserah. Namun dibalik terserah itu, dia menyebutkan angka "antara 5 - 7 juta sebagaimana orang yang lain yang mendapat bantuan."

Sampai disini, terserah anda. Mau terus, atau berhenti karena mulai sadar kalau anda sedang ditipu.

Perlu diketahui bahwa, uang yang sudah ditransfer ke Bank, tidak bisa di cancel, karena begitu kita kirim, mereka langsung tarik tunai dengan saldo nol. Anda tertipu dan paling bisa, anda mengunjungi no hp mereka dan .... Mereka ga akan gubris teriakan, cacimakian dan tangisan anda.

Hubungi call center  Bank.

Untuk menindak lanjuti kasus ini, sebaiknya lapor ke Polisi dan menghubungi call center bank bersangkutan. Ceritakan kronologisnya, dan mohon kepada bank untuk memblokir nomor rekening penipu tersebut agar bisa meminimalisir korban berikutnya.

No Hp para pelaku:
1. Cecep Supriatna :
    +6285211945085
2. Dodo Suhendar :
    082340184789
3. Margowiyono :
    081297166279

No rekening tujuan transfer :

322601034297533
Atasnama Jamila Ballo, yang dibilang sebagai bendahara Kementrian Sosial.
Modus ini masih tergolong "the newest", karena bila dicari ditempat Mbah Google belum ditemukan.
Boleh dishare agar bisa meminimalisir korban kejahatan mereka.

     

Selasa, 19 November 2019

Ilmu dan Adab

Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,

تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم

“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”

Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,

بالأدب تفهم العلم

“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”

Guru penulis, Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi berkata, “Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan.”

Oleh karenanya, para ulama sangat perhatian sekali mempelajarinya.

Ibnul Mubarok berkata,

تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين

“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”

Ibnu Sirin berkata,

كانوا يتعلمون الهديَ كما يتعلمون العلم

“Mereka -para ulama- dahulu mempelajari petunjuk (adab) sebagaimana mereka menguasai suatu ilmu.”

Makhlad bin Al Husain berkata pada Ibnul Mubarok,

نحن إلى كثير من الأدب أحوج منا إلى كثير من حديث

“Kami lebih butuh dalam mempelajari adab daripada banyak menguasai hadits.” Ini yang terjadi di zaman beliau, tentu di zaman kita ini adab dan akhlak seharusnya lebih serius dipelajari.

Dalam Siyar A’lamin Nubala’ karya Adz Dzahabi disebutkan bahwa ‘Abdullah bin Wahab berkata,

ما نقلنا من أدب مالك أكثر مما تعلمنا من علمه

“Yang kami nukil dari (Imam) Malik lebih banyak dalam hal adab dibanding ilmunya.” –

Imam Malik juga pernah berkata, “Dulu ibuku menyuruhku untuk duduk bermajelis dengan Robi’ah Ibnu Abi ‘Abdirrahman -seorang fakih di kota Madinah di masanya-. Ibuku berkata,

تعلم من أدبه قبل علمه

“Pelajarilah adab darinya sebelum mengambil ilmunya.”

Imam Abu Hanifah lebih senang mempelajari kisah-kisah para ulama dibanding menguasai bab fiqih. Karena dari situ beliau banyak mempelajari adab, itulah yang kurang dari kita saat ini. Imam Abu Hanifah berkata,

الْحِكَايَاتُ عَنْ الْعُلَمَاءِ وَمُجَالَسَتِهِمْ أَحَبُّ إلَيَّ مِنْ كَثِيرٍ مِنْ الْفِقْهِ لِأَنَّهَا آدَابُ الْقَوْمِ وَأَخْلَاقُهُمْ

“Kisah-kisah para ulama dan duduk bersama mereka lebih aku sukai daripada menguasai beberapa bab fiqih. Karena dalam kisah mereka diajarkan berbagai adab dan akhlaq luhur mereka.” (Al Madkhol, 1: 164)

Di antara yang mesti kita perhatikan adalah dalam hal pembicaraan, yaitu menjaga lisan. Luruskanlah lisan kita untuk berkata yang baik, santun dan bermanfaat. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata,

من عدَّ كلامه من عمله ، قلَّ كلامُه إلا فيما يعنيه

“Siapa yang menghitung-hitung perkataannya dibanding amalnya, tentu ia akan sedikit bicara kecuali dalam hal yang bermanfaat” Kata Ibnu Rajab, “Benarlah kata beliau. Kebanyakan manusia tidak menghitung perkataannya dari amalannya” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 291).